MetroTV, Peneliti telah meriset Candi Borobudur selama 30 tahun dan menyebut bahwa selama ini ada kekeliruan terhadap bangunan cagar budaya ini, seperti istilah Tridatu yang sudah terbantahkan.
“Konsep yang disebut Tridatu yaitu Kamadhatu, Rupadhatu dan Arupadhatu itu kan dimulai oleh sarjana Belanda. Itu karena dia membaca Kitab Sang Hyang Kamahayanikan. Tapi yang dibaca itu hanya sedikit, jadi seperti ujung gunung es. Padahal bukan begitu,” ujar peneliti Candi Borobudur, Hudaya Kandahjaya.
Hasil riset ini ia paparkan kepada para wisatawan, agar nilai luhur bangunan peninggalan sejarah yang kini menjadi destinasi wisata super prioritas tetap terjaga. Menurut Hudaya, istilah Tridatu merupakan konsep aksara nyata dalam tradisi Agama Buddha yang tidak diketahui banyak orang.
Ia berharap, ke depannya masyarakat yang berkunjung tidak keliru dan bisa mengetahui luhurnya makna serta konstruksi Candi Borobudur yang dibangun pada masa dinasti Syailendra abad ke-8 dan ke-9 Masehi.